Pengertian Kinerja Pegawai Menurut Para Ahli

Pengertian Kinerja Pegawai 
Pengertian pegawai tidak lepas dari pembahasan motivasi, karena motivasi merupakan sarana tercapainya kinerja yang tinggi bagi pegawai dalam setiap bentuk organisasi. Usaha menimbulkan motivasi agar tercapai suatu kinerja pegawai yang tinggi adalah merupakan suatu keharusan bagi seorang pimpinan suatu organisasi dalam menggerakkan bawahannya agar merupakan suatu hal yang individu, karena setiap individu memiliki tingkat kinerja yang berbeda-beda sesuai dengan penilaian yang berlaku di organisasi. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan pada masing-masing individu.

Selanjutnya peneliti mengemukakan definisi kinerja pegawai dari Haris Munandar dengan bukunya 13 Rahasia Kinerja Kekuatan(1995:325), yang mengutip dari Roger Dawson sebagai berikut: “kinerja pegawai adalah suatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan tentang kemampuan kerja pegawai sehingga menghasilkan sesuatu yang optimal”.

Pendapat lain menurut Henry Simamora mengemukakan pendapatnya mengenai kinerja pegawai dalam bukunya: Manajemen Sumber Daya Manusia(1995:325), sebagi berikut: “Kinerja pegawai adalah tingkat dimana para karyawan/pegawai mencapai persyaratan-persyaratan pekerjaan”.

Selanjutnya peneliti mengemukakan pendapat lainnya yang dikemukakan oleh LAN dalam bukunya Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Intansi Pemerintah(1999:3), sebagai beikut: “Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan kegiatan/kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan visi dan misi organisasi”.

Sedangkan menurut August W.Smith yang dikutip oleh Sedarmayanti dalam bukunya Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja(2001:50) adalah sebagai berikut: “Kinerja pegawai adalah merupakan hasil atau keluaran dari suatu proses”.

Mengakhiri tinjauan tentang pengertian kinerja pegawai selanjutnya peneliti akan mengemukakan pendapat TR Mitchell yang dikutip oleh Sedarmayanti dalam bukunya Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja(2001:51), bahwa kinerja meliputi beberapa aspek yaitu :
  1. Quality of work (kualitas kerja)
  2. Promtness (ketepatan)
  3. Initiative (inisiatif)
  4. Capability (kemampuan)
  5. Communication (komunikasi)
1. Kualitas kerja.
Kualitas kerja yaitu mutu yang dihasilkan berhubungan dengan baik tidaknya hasil pekerjaan yang telah dicapai. Kualitas terdiri dari sejumlah keistimewaan produk yang memenuhi keinginan pelanggan dan dengan demikian memberikan kepuasan atas penggunaan produk itu atau hasil pekerjaan. Kualitas terdiri dari segala sesuatu yang bebas dari kekurangan atau kerusakan.

2. Ketepatan.
Berkaitan dengan sesuai atau tidaknya waktu penyelesaian pekerjaan dengan target waktu yang telah direncanakan dan pemanfaatan waktu yang seefisien mungkin. Setiap pekerjaan diusahakan untuk selesai sesuai dengan rencana agar tidak mengganggu pada pekerjaan lain.

3. Inisiatif.
Inisiatif ini adalah berupa wujud pengambilan keputusan yang dimiliki pegawai dalam menyelesaikan pekerjaan. Seorang pimpinan harus memberikan dorongan dan kesempatan kepada bawahannya untuk berinisiatif, dengan memberikan kebebasan agar bawahannya aktif memikirkan dan menyelesaikan sendiri tugas-tugasnya. Maksudnya agar bawahan menjadi aktif berusaha tidak tergantung pada atasannya.

4. Kemampuan.
Kemampuan pegawai yaitu kecakapan, sikap mental dan unsur fisik yang dimiliki pegawai dalam menyelesaikan pekerjaannya. Setiap pegawai harus benar-benar mengetahui bidang pekerjaan yang ditekuninya. Serta mengetahui arah yang diambil organisasi, sehingga jika telah menjadi keputusan, mereka tidak ragu-ragu lagi untuk melaksanakannya dalam mencapai tujuan organisasi.

5. Komunikasi.
Komunikasi menyangkut kelancaran berinteraksi dalam organisasi baik secara vertikal maupun horizontal. Seorang pimpinan dalam mengambil keputusan terlebih dahulu memberikan kesempatan kepada bawahannya mengemukakan saran dan pendapatnya. Pimpinan mengajak para bawahannya untuk ikut berpartisipasi dalam memecahkan masalah yang dihadapai, keputusan terakhir tetap berada ditangan pimpinan. Akan menimbulkan kerjasama yang lebih baik dan hubungan-hubungan yang semakin harmonis. Juga menimbulkan perasaan-perasaan senasib sepenanggungan.

Keterkaitan antara Pelaksanaan Perilaku Birokrasi dengan Kinerja Pegawai.
Berdasarkan dari uraian perilaku birokrasi dan kinerja telah dikemukankan diatas, maka jelaslah bahwa perilaku birokrasi mempunyai keterkaitan yang erat dengan kinerja pegawai. Untuk itu akan dikemukakan pengertian perilaku birokrasi menurut Ndraha dalam buku yang berjudul Konsep Administrasi dan Administrasi di Indonesia (1989:70), sebagai berikut:

“Perilaku birokrasi merupakan interaksi antara individu dalam organisasi lingkungannya, karena perilaku birokrasi ditentukan oleh fungsi individu dalam lingkungan organisasi. Struktur organisasi pemerintah diwarnai oleh karakteristik, kapabilitas dan kapasitas individu atau aparat selaku abdi Negara atau pemerintah dan pelayan masyarakat yang secara hierarki sesuai dengan fungsi dan tanggung jawabnya”.

Pengertian kinerja pegawai menurut Sedarmayanti dalam bukunya Manajemen Sumber Daya Manusia(1995:53), sebagai berikut :
“Kinerja yang juga berarti prestasi kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja/hasil kerja/untuk kerja/penampilan kerja”.

Berdasarkan uraian diatas, mengenai arti perilaku birokrasi dan kinerja. Perilaku birokrasi mempunyai keterkaitan dengan kinerja, yaitu bahwa kedisiplinan yang dilaksanakan dalam organisasi dapat memperlancar proses pelaksanaan kerja, karena dilaksanakan oleh para pegawai yang khususnya bekerja sesuai dengan bidangnya, sehingga mereka mengerjakan tugas yang menjadi tanggung jawabnya.

Wewenang seorang pegawai yang didapat dari tingkatan yang lebih atas, memungkinkan pengawasan dilaksanakan secara langsung oleh pimpinan terhadap bawahannya untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan kerja pegawai dan untuk memudahkan pegawai melaporkan kegiatan pada pimpinannya, sehingga tujuan organisasi dapat tercapai sesuai dengan rencana.

Keadilan juga dapat meningkatkan kinerja karena semua pekerjaan dilakukan tanpa pandang bulu dan status sosial orang-orang yang dilayani, semua dan cara kerjanya tidak mengenal pilih kasih, sehingga pelaksanaan kerja dapat memperoleh hasil yang sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dan mencapai hasil kerja yang efektif dan efisien.

Disini peneliti akan menguraikan penjelasan dari gambar diatas yaitu sebagai berikut :

1. Input.
Input merupakan masukan-masukan yang terdiri dari unsur-unsur yaitu Sumber Daya Manusia sebagai unsur pelaksana dan organisasi, rancangan organisasi, kualitas kerja pegawai, metode atau cara kerja, serta tugas pokok, dari semua unsur tersebut dipadukan untuk membantu dalam pelaksanaan terhadap peningkatan kinerja pegawai pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Subang.

2. Proses.
Dalam tahap ini input diupayakan untuk bisa digunakan dan dimanfaatkan seefektif mungkin dalam melaksanakan prinsip perilaku birokrasi yang tujuannya dapat meningkatkan kinerja pegawai dalam hal ini maka pimpinan diharapkan harus bisa memberikan pembinaan dan penghargaan dengan berpedoman pada prinsip perilaku birokrasi sehingga dapat meningkatkan kinerja pegawai pada Badan Kepegawaian Daerah Subang.

3. Output.
Jika pelaksanaan perilaku birokrasi berdasarkan pada prinsip perilaku birokrasi maka kinerja pegawai pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Subang akan meningkat.

4. Feed Back.
Peningkatan kinerja pegawai diharapkan dapat memberikan umpan balik terhadap input yang berupa kesinambungan unsur-unsur yang terdapat dalam input tersebut, sehingga dapat diupayakan agar lebih berdaya guna dan berhasil guna. Hasil dari input tersebut setelah diproses kemudian akan menghasilkan keluaran yang berupa output dan selanjutnya menimbulkan umpan balik yang diharapkan adalah dapat memperbaiki kekurangan-kekurangan dalam pelaksanaan perilaku birokrasi dan diharapkan dapat memberikan kemungkinan terjadinya peningkatan kenerja pegawai pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Subang. Pelaksanaan perilaku birokrasi harus dilaksanakan berdasarkan prinsip perilaku birokrasi sehingga akan meningkatkan kinerja pegawai namun sebaliknya apabila pelaksanaan perilaku birokrasi tidak berdasarkan pada prinsip perilaku birokrasi maka kinerja akan menurun, maka disini terlihat adanya keterkaitan antara birokrasi dan kinerja pegawai yang menimbulkan hubungan kerja yang saling mempengaruhi antara satu dengan yang lainnya.

Comments

Popular posts from this blog

Pengertian Dan Jenis Variasi Bahasa Menurut Ahli

Pengertian Dan Tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Menurut Ahli

Pengertian Media Video Pembelajaran Menurut Para Ahli