Pengertian Earnings Response Coefficient (ERC) Menurut Para Ahli
Pengungkapan Sukarela (voluntary disclosures)
Di Indonesia peraturan yang mengatur tentang pengungkapan adalah keputusan Bapepam No. Kep-38/PM/1996. Informasi yang diungkapkan dalam laporan tahunan perusahaan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu pengungkapan wajib (mandatory disclosures) dan pengungkapan sukarela (voluntary disclosures).
Pengertian Pengungkapan Sukarela menurut Meek dkk. (1995) adalah sebagai berikut : Pengungkapan sukarela merupakan pilihan bebas manajeman perusahaan untuk memberikan informasi akuntansi dan informasi lain yang relevan untuk pembuatan keputusan para pemakai laporan tahunan. Karena perusahaan memiliki keleluasan dalam melakukan pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan sehingga menimbulkan adanya keragaman atau variasi luas pengungkapan sukarela antar perusahaan.
Ketepatan Waktu (Timeliness) Laporan Keuangan
Timeliness merupakan salah satu tujuan kualitatif laporan keuangan selain relevance, understandability, verifiability, neutrality, comparability dan completeness ( APB Statements No.4).
Bapepam bersama Bursa Efek Jakarta (BEJ) menetapkan keputusan No.80/PM/1996 tentang kewajiban penyampaian laporan keuangan berkala (akhir tahun dan tengah tahunan) yang disusun berdasarkan Standar Akuntansi dari Ikatan Akuntansi Indonesia yaitu bahwa perusahaan publik wajib menyampaikan laporan keuangan tahunan disertai pendapat akuntan yang telah diaudit selambat-lambatnya 120 hari sejak tanggal berakhirnya tahun buku dan wajib diumumkan ke publik paling tidak melalui dua surat kabar harian berbahasa Indonesia.
Pengertian Earnings Response Coefficient (ERC)
Umumnya dalam mengetahui kualitas laba yang baik dapat diukur dengan menggunakan Earnings Response Coefficient, yang merupakan bentuk pengukuran kandungan informasi dalam laba.
Pengertian Koefisien Respon Laba (Earnings Response Coefficient) menurut Cho dan Jung (1991) adalah sebagai berikut :
Koefisien Respon Laba didefinisikan sebagai efek setiap dolar unexpected earnings terhadap return saham, dan biasanya diukur dengan slopa koefisien dalam regresi abnormal returns saham dan unexpected earning.
Cho dan Jung ( 1991) mengklasifikasi pendekatan teoritis ERC menjadi dua kelompok yaitu (1) model penilaian yang didasarkan pada informasi ekonomi (information economics based valuation model) seperti dikembangkan oleh Holthausen dan Verrechia (1988) dan Lev (1989) yang menunjukkan bahwa kekuatan respon investor terhadap sinyal informasi laba (ERC) merupakan fungsi dari ketidakpastian di masa mendatang. Semakin besar noise dalam system pelaporan perusahaan (semakin rendah kualitas laba), semakin kecil ERC dan (2) model penilaian yang didasarkan pada time series laba (time series based valuation model) seperti dikembangkan oleh Beaver, Lambert dan Morse (1980).
Variabel Kontrol
a. Hubungan Reputasi auditor terhadap Pengungkapan Sukarela Pelaporan Keuangan
Audit dilakukan sebagai wujud dari adanya hubungan kontrak antara pihak pemberi dan penerima dalam konsep agensi (Mesier, 2003). Variabel ini digunakan untuk melihat interaksi antara reputasi auditor the big four (Ernst&Young, Price Waterhouse and Coopers, KPMG, Deloitte) dan non-the big four dalam mempengaruhi pengungkapan laporan tahunan. Variabel ini menggunakan dummy, perusahaan yang diaudit oleh kantor akuntan publik the big four dicatat dengan 1 sedangkan yang tidak dicatat 0.
Berdasarkan penelitian Teoh dan Wong (1993) ditunjukkan pasar merespon secara berbeda terhadap kualitas auditor, yang diproksikan dengan auditor big 5 dan non big 5. Artinya semakin berkualitas auditor maka semakin tinggi kredibilitas angka akuntansi yang dilaporkan, dengan demikian semakin besar ERC.
b. Hubungan opini audit dengan Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan
Publikasi laporan keuangan melalui media massa akan mempengaruhi keputusan berinvestasi para csalon investor. Hal ini disebabkan informasi yang terkandung di dalam laporan keuangan dianggap berita terbaru memgenai keadaan perusahaan di pasar modal.
Opini audit dapat memotivasi manajemen perusahaan untuk menyampaikan laporan keuanghan secara tepat. Hipotesis ini memberikan makna bahwa manajemen memandang penting opini audit sehingga sesegera mungkin disampaikan kepada pemakai informasi tersebut. Opini yang baik mengindikasikan bahwa perusahaan mempunyai berita baik (good news).
c. Hubungan Persistensi Laba dengan ERC
Definisi persistensi laba menurut Scott (2003) adalah revisi laba yang diharapkan di masa mendatang (expected future earnings) yang diimplikasikan oleh inovasi laba tahun berjalan sehingga persistensi laba dilihat dari inovasi laba tahun berjalan yang dihubungkan dengan perubahan harga saham. Semakin tinggi persistensi laba maka semakin tinggi ERC, hal ini berkaitan dengan kekuatan laba. Persistensi laba mencerminkan kualitas laba perusahaan dan menunjukkan bahwa perusahaan dapat mempertahankan laba dari waktu ke waktu. Kormendi dan Lipe (1987) menunjukkan bahwa persistensi laba berhubungan positif dengan ERC. Collins dan Kothari (1989) juga menemukan hubungan yang positif antara estimasi ERC dan persistensi dengan menggunakan perubahan laba sebagai proksi untuk unexpected earnings. Berbeda dengan Ali dan Zarowin (1992) yang menemukan bahwa estimasi error pada ERC secara negatif berhubungan dengan persistensi. Hal ini disebabkan beberapa analisa sebelumnya terhadap hubungan antara ERC dan persistensi adalah berlebihan.
d. Hubungan Pertumbuham Laba terhadap ERC
Penelitian tentang pertumbuhan laba dan koefisien respon laba telah dikemukakan oleh Collins dan Kothari (1989). Pertumbuhan laba diukur dengan rasio nilai pasar terhadap nilai buku ekuitas. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa pertumbuhan laba mempunyai hubungan yang positif dengan koefisien respon laba.
Collins dan Kothari (1989) menyatakan bahwa kesempatan tumbuh berdampak pada laba masa depan dan begitu juga dengan ERC. Dengan kata lain, semakin tinggi kesempatan suatu perusahaan untuk tumbuh maka akan semakin tinggi ERC. Hal ini menunjukkan bahwa variabel pertumbuhan mempunyai hubungan yang positif dengan ERC.
DAFTAR PUSTAKA
- Adhariani (2005) ”Tingkat Keluasan Pengungkapan Sukarela Dalam Laporan Tahunan dan Hubungannya Dengan Current Earnings Response Coefficient (ERC)”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia. Vol 2, No.1 : 24-57
- Ali, A. Dan P. Zarowin, 1992, ”Permanent vs. Transitory Components of Annual Earnings and Estimation Error in Earning Response Coefficients”. Journal of Accounting and Economics, 15, 249-64
- Ainun dan Fuad Rachman (2000), Analisis Hubungan antara Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan dengan Struktur Modal dan Tipe Kepemilikan Perusahaan. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia. Vol 115 No.I pp.70-82
- Annisa, Nur. (2004). Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan: Kajian atas Kinerja Manajemen, Kualitas Auditor, dan Opini Audit. Balance, 2, 45-53.
- Basu, Sudipto (1977) “The conservatism principle and the asymmetric timeliness of earnings”. Journal of accounting and economics. 24, pp. 3-37
- Beaver, W.R. Lambert dan D,. Morse. 1980. The information content of security prices. Journal of Accounting and Economics. 24 pp.3-37
- Beaver, W.H. Clark, R, W.F. Wright. 1979. The Association between unsystemic security returns and the magnitude of earning forecast error. Journal of Accounting Research. 17 pp.316-340
- Chandrarin, G., 2002. The Impact of Accounting Methods of Translation Gains (Losses) on the Earnings Response Coefficients. Proceeding Articles on SNA 5 24-35.
- Chaney, P.K. dan D.C. Jeter, 1991, The Effect of Size on the Magnitude of Long Window Earnings Response Coefficients", Contemporary Accounting Research 8, No.2 : 540-560.
- Cho, J.Y and K. Jung. (1991). Earnings Response Coefficient: A Sythesis of Theory and Empirical Evidence. Journal of Accounting Literature. 10: 85-116.
- Dyer, J.C.IV. and A.J. McHugh,1975.” The Timeliness Of The Australia Annual Report”. Journal of Accounting Research. Autumn pp.204-220.
- Easton, P.D. dan M. Zmijewski. 1989. Cross-sectional Variation in the Stock Market Response to Accounting Earnings Announcements. Journal of Accounting and Economics 11:117-141.
- Gelb, David dan Paul Zarowin. Corporate Disclosure Policy and the Informativeness of Stock Prices. Style sheet. http//papers.ssrn.com (Juni 2000)
- Givoly, D and D. Palmon. (1982). Timeliness of Annual Earning Announcement: Some Empirical Evidence. The Accounting Review. 57. July. Pp.486-508.
- Hair, Anderson, Tatham, Black (1995). Multivariate Data Analysis. 5th ed. Pearson Education
- Holthausen dan Verrechia (1988). The Effect of Sequential Information Release on The Variance of Price Changes In An Intertemporal Multi Assets Market. Journal of Accounting Research 26 (spring), pp.82-106
- Fitriani (2001). Signifikasi Perbedaan Tingkat Kelengkapan Pengungkapan Wajib Dan Sukarela Pada Laporan Keuangan Perusahaan Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta. Makalah Simposium Nasional Akuntansi IV, Bandung. : Universitas Padjajaran dan Ikatan Akuntan Indonesia pp.133-154.
- Jensen-Meckling (1976)”The Agency Theory Of The Firm : Managerial Behavior, Agency Cost And Ownership Structure” Journal of Financial Economics 3 : 305-360
- Kalapur, Sanjay, 1994, “Dividend Payour Ratio as Determinant of Earnings Response Coefficient”, Journal of Accounting and Economics. 17: 359-375
- Kormendi, R dan R. Lipe, 1987, “Earnings Innovations, Earnings Persistance, and Stock Return”, Journal of Business 60:323-345.
- Kothari S.P. and R.G. Sloan, 1999 Information in prices about future earnings : Implications for earnings response coefficients. Journal of accounting and economics, 15, 143-71
- Lang M dan R.J. Lundholm. 1993. Cross sectional determinants of analysist rating of corporate disclosure. Journal of accounting research, 31 : 246-271.
- Lev (1989). On usefulness of earnings : Lesson ans directions from two decades of empirical research. Journal of Accounting Research 27 (supplement) pp. 153-192
- Lipe, R.C., 1990, ”The Relations Between Stock Return, Accounting Earnings and Alternative Information”, Accounting Review (Januari): 49-71.
- Meek, Robert dan Gray (1955) “Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Fundamental Perusahaan Terhadap Kelengkapan Laporan Keuangan”
- Nugrahanti, Yeterina Widi (2006) “Hubungan Antara Luas Ungkapan Sukarela Dalam Laporan Tahunan Dengan Earnings Response Coefficient Dan Volume Perdagangan Pada Saat Pengumuman Laba”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol XII No.2 : 152-171.
- Oktorina, Megawati dan Michell Suharli. (2005). Studi Empiris Terhadap Faktor-Faktor Penentu Kepatuhan Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, 2 (119-132)
- Owusu, Stephen amd Ansah. (2000). Timeliness of Corporate Financial Reporting in Emerging Capital Market: Empirical Evidence from The Zimbabwe Stock Exchange. Journal Accounting and Business. Vol.30.Pp.241.
- Suripto, Bambang, 1999. The Firm Characteristic Effect To Extent Of Voluntary Disclosure In The Annual Report. Simposium Nasional Akuntansi, II : 1-17
- Schwartz, K., dan Soo, B., 1996. “Evidence of Regulatory Non-Compliance with SEC Disclosure Rules on Auditor Changes”. The Accounting Review 4th Ed. October.
- Syafrudin, M. (2004). Pengaruh Ketidaktepatwaktuan Penyampaian Laporan Keuangan pada Earnings Response Coefficient: Studi di BEJ. Simposium Nasional Akuntansi, VII: 754-765.
- Teets, W.R. dan C.E. Wasley. 1996. Estimating Earning Response Coefficients: Pooled versus Firm Specific Models. Journal of Accounting and Economics. 21, 279-295
- Teoh, S.H., and T.J., Wong. 1993. Perceived Auditor Quality and Earning Response Coefficients. The Accounting Review. 68, April: 346-366
- Weston, Fred J and Thomas E, Copeland, 1995. Manajemen Keuangan. Edisi 9 Jilid 1. Binarupa Aksara, Jakarta
- Widiastuti, Harjanti, 2002. Pengaruh Luas Ungkapan Sukarela Terhadap Reaksi Investor. Simposium Nasional Akuntansi VI: 1314-1326.
Comments
Post a Comment